Langsung ke konten utama

Perjalanan Air

Perjalanan panjang; siang menuju sore
Langit gelap memendam rasa
Takuat ia menahan lalu ia keluarkan

Tetesan air rela berjatuhan (berkali-kali)
Mulai, dia memulai
Mengalir dengan ikhlas
Tanpa tau arah dan tujuan
Namun teguh pada kepercayaan

Jalan dengan lepas, ikuti semua jalan, dan mulai temukan.
Percaya, setiap perjalanan kan ada akhir.
Akan ada yang menyambut, dan membendung.
Bersatu menjadi satu

Kutemukan apa yang hilang, dan kau menemukan apa yang kau butuhkan

Kita adalah proses dari orang yang tak menghargai
Kita adalah orang yang telah dicuri dan dikhianati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rehat

Biarkan malam menjadi dirinya; gelap, dingin, sunyi. dan.. izinkan untuk aku rehat sejenak, kala pikiran sudah tak karuan. beri aku ruang, sedikit saja. aku hanya sesuatu yang kau ikhlaskan, dan kau biarkan aku, berteman baik dengan kesunyian. Pojok Air Mengalir, 2018

Aku ingin

       Aku ingin kau tak menerka-nerka atau bertanya-tanya;        Bagai rumput yang basah oleh hujan.                Aku ingin kau tak resah gelisah, tak tentu arah;               Bagai pelangi selepas hujan.  - Bawah Langit, 13 Juli 2020 by Rendra Fauzi Muharrom

Sajak Anak

(Gambar by Google) Nak, bangunlah! sudah menjelang pagi, segera mandi bergegaslah, cari ilmu, sekolah sana! setelah di sekolah, jangan malu, kalo kamu sederhana. perbanyak teman, agar sekolahmu menyenangkan dari uang saku yang pas-passan. belajar sungguh-sungguh, bermainnya sedikit-sedikit; sah-sah saja. bel berdering, waktu pulang. Nak, pulang.. pulanglah! jangan main dulu, ingat Ibu, bantu-bantu. Ingat bapak kerja tani, panas-panas melulu. Nak, baik-baiklah jangan mengeluh nikmatilah, maknailah, karena kehidupan tetap berlanjut, kamu tetap harus hidup. Sederhana saja, jika kau tumbuh dewasa nanti satu istri, dua anak. perut mencukupi, rezeki mengaliri, dan dunia akhirat terpenuhi. Ruang Pojok, 2018