Langsung ke konten utama

Angin Lalu

  











Jari menari dalam plastik olahan
Sembari mendengar musik 90-an
Terjebak dalam kerinduan
Kuketik sebuah pesan,
yang berisikan penyesalan; mengapa kita harus bertemu?
Jika akhirnya jalan kita tak menuju.
Angin berhembus, kencang tanpa beban
Tak sepantasnya diam dalam penyesalan
Sadar, kita hanya titipan
Tapi jika titipan itu kan kau jaga dan bawa pulang
Aku mau menitipkan rasa ini

Meski ku tahu, hatimu bukan untuku lagi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rehat

Biarkan malam menjadi dirinya; gelap, dingin, sunyi. dan.. izinkan untuk aku rehat sejenak, kala pikiran sudah tak karuan. beri aku ruang, sedikit saja. aku hanya sesuatu yang kau ikhlaskan, dan kau biarkan aku, berteman baik dengan kesunyian. Pojok Air Mengalir, 2018

Aku ingin

       Aku ingin kau tak menerka-nerka atau bertanya-tanya;        Bagai rumput yang basah oleh hujan.                Aku ingin kau tak resah gelisah, tak tentu arah;               Bagai pelangi selepas hujan.  - Bawah Langit, 13 Juli 2020 by Rendra Fauzi Muharrom

Sajak Anak

(Gambar by Google) Nak, bangunlah! sudah menjelang pagi, segera mandi bergegaslah, cari ilmu, sekolah sana! setelah di sekolah, jangan malu, kalo kamu sederhana. perbanyak teman, agar sekolahmu menyenangkan dari uang saku yang pas-passan. belajar sungguh-sungguh, bermainnya sedikit-sedikit; sah-sah saja. bel berdering, waktu pulang. Nak, pulang.. pulanglah! jangan main dulu, ingat Ibu, bantu-bantu. Ingat bapak kerja tani, panas-panas melulu. Nak, baik-baiklah jangan mengeluh nikmatilah, maknailah, karena kehidupan tetap berlanjut, kamu tetap harus hidup. Sederhana saja, jika kau tumbuh dewasa nanti satu istri, dua anak. perut mencukupi, rezeki mengaliri, dan dunia akhirat terpenuhi. Ruang Pojok, 2018