Langsung ke konten utama

Tertinggal



Malam ini datang kembali, mengetuk pintu isi sanubari.
Hati-hati ia menghampiri
Mengabari lewat udara, dingin hampa terasa
Suara serangga di luar sana, bernyanyi merayakan kesepian ini
Seakan akan mereka tak peduli
Larut dalam malam
Gelap tentu tak terang
Mengambang dalam angan, suatu keinginan yang sulit kugapai
Menengok kebelakang, ada satu hal yang tertinggal
Ternyata apa yang kita tanam, masih ada dalam ingatan
Aku bertanya pada sang malam “apakah semua akan kembali pada masa yang telah kita lampaui?”
Aku menunggu dalam diam, malam tentu takan memberi jawaban
Ku pikir sudahlah sampai saat ini, aku ingin mengakhiri
Sayangnya, itu hanya wacana saja. Aku terjebak di dalamnya
Nyaman
Tenang
Lengkap rasanya
Tapi itu dulu
Sekarang? Aku ingat, semua itu telah hilang. Hanya dalam kenang

Hari-hari dilewati, berbagai cuaca ku tempuh seorang diri
Ku bakar tembakau, sedikit melamun
Asap yang dihembuskan, kini berubah menjadi sesosok yang aku rindukan
Benarkah kau?
Sedikit untuk menenangkan, ku tenggak kopi hitam pada saat itu
Namun, tak seperti biasa, rasanya pun tak sepahit penantianku ini
Yang masih di sini, untuk kedatangan mu kembali


- Bandung, 28 M 0328 (snumcat)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rehat

Biarkan malam menjadi dirinya; gelap, dingin, sunyi. dan.. izinkan untuk aku rehat sejenak, kala pikiran sudah tak karuan. beri aku ruang, sedikit saja. aku hanya sesuatu yang kau ikhlaskan, dan kau biarkan aku, berteman baik dengan kesunyian. Pojok Air Mengalir, 2018

Aku ingin

       Aku ingin kau tak menerka-nerka atau bertanya-tanya;        Bagai rumput yang basah oleh hujan.                Aku ingin kau tak resah gelisah, tak tentu arah;               Bagai pelangi selepas hujan.  - Bawah Langit, 13 Juli 2020 by Rendra Fauzi Muharrom

Sajak Anak

(Gambar by Google) Nak, bangunlah! sudah menjelang pagi, segera mandi bergegaslah, cari ilmu, sekolah sana! setelah di sekolah, jangan malu, kalo kamu sederhana. perbanyak teman, agar sekolahmu menyenangkan dari uang saku yang pas-passan. belajar sungguh-sungguh, bermainnya sedikit-sedikit; sah-sah saja. bel berdering, waktu pulang. Nak, pulang.. pulanglah! jangan main dulu, ingat Ibu, bantu-bantu. Ingat bapak kerja tani, panas-panas melulu. Nak, baik-baiklah jangan mengeluh nikmatilah, maknailah, karena kehidupan tetap berlanjut, kamu tetap harus hidup. Sederhana saja, jika kau tumbuh dewasa nanti satu istri, dua anak. perut mencukupi, rezeki mengaliri, dan dunia akhirat terpenuhi. Ruang Pojok, 2018